Pages

Subscribe:

Labels

Sabtu, 21 April 2012

Paramore


Sejarah Paramore

Paramore dibentuk pada tahun 2004 di Franklin, Tennessee, Amerika Serikat oleh vokalis Hayley Williams, lead-guitarist Josh Farro, drummer Zac Farro, rhythm-guitarist Taylor York, dan bassist Jason Clarke. Namun pada saat mereka akan masuk ke dunia major label, pihak label kurang setuju dengan keberadaan Taylor York dan Jason Clarke. Kemudian Hayley membawa bassist Jeremy Davis dan rhythm-guitarist Jason Bynum untuk menggantikan mereka, dan pihak label pun setuju. Paramore lalu menandatangani kontrak dengan Fueled by Ramen. Nama Paramore sendiri dikabarkan diambil dari nama ibu dari bassist pertama mereka.
Saat ini mereka beranggotakan 3 orang yaitu vokalis Hayley Williams, Bassist Jeremy Davis, dan gitaris Taylor York. Sejak terbentuk, mereka telah mengeluarkan 3 studio-album (All We Know Is Falling, Riot!, dan Brand New Eyes) dan 1 EP (The Summer Tic EP) serta sebuah live-album (The Final Riot!).

Personil Paramore

Hayley Williams
Nama : Hayley Williams Nichole
Julukan : Hbomb, Hayleyball, Hayles
Tempat Lahir : Meridian, Mississippi, US
Tanggal Lahir : 27 Desember 1988
Tempat Tinggal : Franklin, TN
Minat : Musik, menulis, make-up, rambut, fashion, teater.
Tempat Favorit : Rumah, Waffle House, Los Angeles, Tour Bus.
Band Favorit : Saves The Day, mewithoutYou, Slick Shoes, The Chariot, Now Now Every Childern, No Doubt, Fireworks, Set Your Goals, Tegan dan Sara, New Found Glory, H2O, Lemuria, The Swellers
Film Favorit : Wayne's World, Son Iin Law, Pet Sematary , True Romance
Kata-Kata Favorit : "Let's throw away the hate and rock tonight." - Kid Dynamite, "And the day came when the risk to remain tight in a bud was more painful than the risk it took to blossom." - Anais Nin
Posisi : Vocalist

Jeremy Davis
Nama : Jeremy Davis Clayton
Julukan : Worm, Schzimmy Deanie
Tempat Lahir : North Little Rock, Arkansas
Tanggal Lahir : 8 Februari 1985
Tempat Tinggal : Franklin, TN
Minat : Musik, mengendarai sepeda saya, semua makanan tidak sehat, menembak senapan saya, tergantung dengan semua teman-teman saya, apa pun yang berbahaya.
Tempat Favorit : Rumah dan Grill Ghengis
Band Favorit : Deftones, Death Cab for Cutie, Thrice, Sigur Ros, Paper Route , Mew
Film Favorit : Dumb And Dumber, Shooter, Frequency, Saw 1-ALL OF THEM, Drag Me to hell, The Departed, Saving Private Ryan, Forrest Gump, Life Aquatic, Twister, Anchor Man, Batman
Kata-Kata Favorit : "that's what she said
Posisi : bassist

Taylor York
Nama : Taylor Benjamin York
Julukan : T, Tay
Tempat Lahir : Nashville, Tennessee
Tanggal Lahir : 17 Desember 1989
Minat : Jesus, Keluarga, Teman, Musik, Mengendarai Sepeda, BBQ's, atap, teh dan kopi, Kombinasi warna biru dan hijau, Makan sereal dengan Zac
Lagu favorit : For Me This Is Heaven- Jimmy Eat World, 747- Kent, Hyperballad- Bjork, Le Matin- Yann Tiersen, Street Spirit[Fade Out]- Radiohead, Green Grass Of Tunnel- Mum
Tempat Favorite : Nashville, Montreal, Barcelona, Skandinavia.
Band Favorite : Mum, Radiohead, Failure, Jimmy Eat World, Yann Tiersen, Kent, At The Drive-In, Between The Buired And Me, mewithoutYou, Bjork, Kadawatha, air, Canon Blue, Paper Route
Film Favorit : The Life Aquatic with Zissou Steve, The Royal Tenenbaums, Rushmore, Pan's Labyrinth, Amelie, Romeo and Juliet, Run Lola Run, Goodbye Lenin
Kata-Kata Favorit : "The most important part of vehicle maintenance is clean windows so if you are broken down, you will enjoy the beauty of the view. Also, ensure that electronic devices to play music are properly serviced. The more music you like, the happier you will be." - Dan Eldon
"Keeps'n it real" - Will Barrett
Posisi : Lead Guitar

Itulah tiga Personil Paramore yang sampai sekarang masih tetap bertahan di paramore. Saya sengaja hanya menampilkan biodata personil yang masih tetap di paramore. Tapi jangan sedih, saya juga akan memberitahu pembaca siapa-siapa saja mantan personil paramore atau personil tournya paramore, akan tetapi saya tidak akan menampilkan biodatanya, hanya nama-namanya saja.

Personil Tour
Jon Howard - Rhythm Guitar, Keyboard, Backing Vocal (2010-sekarang)
Justin York - Lead Guitar (2009), Rhythm Guitar (2011-sekarang)
Josh Freese – Drums (2011–sekarang)


Mantan Personil
John Hembree – bass guitar (2005)
Jason Bynum – rhythm guitar, backing vocals (2004–2005)
Hunter Lamb – rhythm guitar (2005–2007)
Josh Farro – lead guitar, backing vocals (2004–2010)
Zac Farro – drums, percussion (2004-2010)

Album Paramore

All We Know Is Falling (2005)
Album pertama mereka berjudul All We Know Is Falling dan dirilis pada Juli 2005. Dari album ini mereka merilis 3 single, yaitu: Pressure, Emergency, dan All We Know. Meskipun begitu, album ini dibuat tanpa kehadiran bassist Jeremy Davis. Hal tersebut dikarenakan tepat sebelum proses rekaman, Jeremy memutuskan untuk keluar dari band. Oleh karena itu, album ini dirilis dengan hanya 4 personil yang dikreditkan. Sebenarnya kepergian Jeremy memberikan dampak yang besar pada Paramore saat itu, dan hal tersebut menginspirasi Hayley untuk menulis lagu All We Know, dimana di dalam lagu tersebut berisi baris "All We Know Is Falling". Di album ini juga terdapat lagu Conspiracy, yang merupakan lagu pertama yang ditulis bersama oleh semua personil. Pada lagu "My Heart" terdapat satu-satunya scream dari Josh Farro sebagai backing vocal.

Selama tour AWKIF, Paramore merekrut John Hembree sebagai bassist untuk tour. Walapun begitu, tidak lama kemudian Jeremy kembali bergabung dengan Paramore sebagai bassist tentunya. Ketika Paramore merilis Emergency sebagai single kedua dari album ini, Jason Bynum sudah tidak lagi berada di Paramore dan digantikan oleh Hunter Lamb. Namun ditengah tour AWKIF, Hunter Lamb juga memutuskan untuk keluar dari band.

Riot! (2007)
Dengan beranggotakan 4 orang, Paramore merilis album kedua mereka yaitu Riot! pada Juni 2007. Dari album ini mereka merilis 4 single: Misery Business, Hallelujah, Crushcrushcrush, dan That's What You Get. Single pertama mereka, Missery Business, menerima kritik positif dan menjadi hits secara instant, membuat nama Paramore semakin melejit.

Selama tour Riot!, mereka merekrut teman lama mereka, Taylor York, sebagai touring rhythm-guitarist. Pada Februari 2008, Paramore membatalkan 6 konser mereka di Eropa untuk menyelesaikan permasalahan internal yang menyelimuti band. Dibawah semua tekanan itu mereka merilis single That's What You Get pada Maret 2008. Namun, setelah sepertinya menyelesaikan permasalahan internal band, pada Mei 2008 Hayley menyatakan bahwa Paramore akan berada pada tour The Final Riot!. Di tour ini, mereka merekam konser-konser mereka untuk membuat sebuah live-album bernama The Final Riot! yang dirilis pada November 2008.

Pada Oktober 2008 Paramore merilis sebuah single berjudul Decode yang diambil dari OST. film Twilight Saga. Mereka berkontribusi membrikan 2 lagu pada OST tersebut yaitu Decode dan I Caught Myself. Pada bulan November, video klip dari Decode memulai pemutaran perdana. Decode dibawah nama film Twilight membawa Paramore semakin terkenal, terutama di kalangan remaja putri penggemar film drama. "Decode" menjadi nominasi di MTV movie awards untuk kategori "Best Soundtrack".

Brand New Eyes (2009)
Pada tahun 2009, Paramore merilis album ketiga mereka yang berjudul "Brand New Eyes" pada tanggal 29 September yang bertepatan pada ulang tahun gitaris mereka, Josh Farro. Pada album ini, Taylor York telah menjadi anggota tetap Paramore, sehingga kali ini mereka merilis album dengan personil 5 orang. Paramore menyatakan bahwa album ini telah mempererat hubungan mereka sebagai band, setelah sebelumnya sempat terjadi keretakan. Untuk itulah mereka memberi nama album ini "Brand New Eyes" yang menggambarkan sudut pandang baru dari setiap personil. Dari album ini mereka merilis 5 single: Ignorance, Brick By Boring Brick, The Only Exception, Careful, dan Playing God.
[sunting] 2010: Kepergian Farro bersaudara

Pada 18 Desember 2010, melalui situs resmi Paramore, mereka menyatakan bahwa kakak-beradik Josh dan Zac Farro resmi keluar dari Paramore[4]. Hayley mengatakan bahwa belakangan ini mereka sudah merasa tidak bahagia di Paramore. Namun dengan jumlah personil 3 orang, Hayley Williams, Jeremy Davis, dan Taylor York menyatakan untuk tetap melanjutkan apa yang telah mereka jalani selama ini. Pada 22 Desember, Josh, melalui sebuah blog kontroversial, menceritakan versinya sendiri tentang alasan dia dan adiknya keluar dari Paramore.

Hayley menyatakan bahwa kepergian Farro bersaudara pasti akan mempengaruhi musik Paramore, tapi mereka akan tetap pada genre asli mereka yaitu Alternative Rock. Dalam tour 2011, mereka merekrut personil tour Justin York (gitar) dan Josh Freese (drum), serta tetap masih dibantu oleh Jon Howard (keyboard).


sumber:
wikipidea.org
http://guitarid.blogspot.com/2011/07/biography-paramore.html
dwiky10.wordpress.com
paramoreindo.blogspot.com

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

          Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school based management”. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. Manajemen berbasis sekolah itu sendiri adalah suatu model pengelolaan sekolah yang memberikan kewenangan dan otonomi lebih luas kepada kepala sekolah bersama guru, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menerapkan pembelajaran yang kreatif, aktif, menyenangkan dan memperoleh dukungan partisipasi masyarakat secara optimal.
MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi deberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mngalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah.
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut:
1.    Kebijaksaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua dan guru.
2.    Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal.
3.    Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah.
4.    Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, dan perubahan perencaan (Fattah, 2000).
MBS, yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respons pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah. Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah.
Dalam pelaksanaanya di Indonesia, perlu ditekankan bahwa kita tidak harus meniru secara persis model-model MBS dari negara lain. Sebaliknya Indonesia akan belajar banyak dari pengalaman-pengalaman pelaksaan MBS di negara lain, kemudian memodifikasi, merumuskan, dan menyusun model dengan mempertimbangkan berbagai kondisi setempat seperti sejarah, geografi, struktur masyarakat, dan pengalaman-pengalaman pribadi di bidang pengelolaan pendidikan yang telah dan sedang berlangsung selama ini.

Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Pembelajaran

Dalam implikasinya, MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat.
MBS lebih menekankan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Melalui MBS diharapkan siswa akan merasakan adanya iklim belajar yang demokratis. Siswa diberi kesempatan untuk berpendapat dan berbeda pandangan, tidak harus selalu menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa adanya kritisi terlebih dahulu. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam ruangan kelas, tetapi bisa juga dilakukan di luar ruangan kelas. Guru harus bisa menciptakan lingkungan yang mendorong siswa untuk lebih kreatif, karena dalam memecahkan masalah anak akan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menuntut anak untuk mandiri dalam memecahkan masalah tersebut. Belajar kreatif tidak hanya menyangkut perkembangan kognitif saja, melainkan juga menyangkut perkembangan perkembangan afektif dan psikomotor. Tugas guru hanya sebagai fasilitator untuk membantu anak memaksimalkan kemampuan yang dimiliki, dan menuntun anak agar anak kreatif. Karenanya, dalam pembelajarannya harus menciptakan suasana yang mendukung partisipasi penuh dari siswa, sehingga siswa memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang mampu menemukan konsep-konsep yang dipelajari.
Implementasi MBS mengharuskan pemberian keleluasaan yang penuh pada guru untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menimbulkan rasa ingin tahu bagi anak, dan anak betah tinggal di sekolah. Kondisi saat anak berteriak kegirangan ketika jam istirahat atau jam pulang sekolah merupakan indikasi bahwa pembelajaran di sekolah belum dirancang dalam suasana yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan akan merangsang anak untuk berpikir kritis, analisis dan mendorong orang tua serta masyarakat untuk lebih jauh memikirkan pendidikan bagi anak-anaknya. Pembelajaran yang menyenangkan juga memungkinkan anak jauh dari hukuman, sebab hukuman hanya akan membuat anak malu dan merasa dendam. MBS dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan akan membantu anak memahami diri pribadinya. Dimana ia duduk, dia memahami perbedaan diantara persamaan dan persamaan diantara perbedaan.


Daftar Pustaka :
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

A.      Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut:
1.    Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
2.    Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
1.    KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
2.    Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
3.    Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di amping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efesiensi, dan pemerataan pendidikan.
KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada kepala sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan.

B.  Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1.    Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2.    Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3.    Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
C.  Karakteristik KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut:
1.    Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan pendidikan juga diberikan kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan. Melalui otonomi yang luas, sekolah dapat meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dengan menawarkan partisipasi aktif mereka dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab bersama dalam pelaksanaan keputusan yang diambil secara proporsional dan profesional.
2.    Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi.
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk membantu sekolah sebagai narasumber pada berbagai kegiatan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.    Kepemimpinan yang demokratis dan profesional.
Dalam KTSP, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Kepala sekolah adalah manager pendidikan profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidik profesional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik.
4.    Tim kerja yang kompak dan transparan.
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh semua pihak. Mereka tidak salign menunjukkan kuasa atau paling berjasa, tetapi masing-masing berkontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan.




Daftar Pustaka : 
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.