Pages

Subscribe:

Labels

Sabtu, 21 April 2012

Paramore


Sejarah Paramore

Paramore dibentuk pada tahun 2004 di Franklin, Tennessee, Amerika Serikat oleh vokalis Hayley Williams, lead-guitarist Josh Farro, drummer Zac Farro, rhythm-guitarist Taylor York, dan bassist Jason Clarke. Namun pada saat mereka akan masuk ke dunia major label, pihak label kurang setuju dengan keberadaan Taylor York dan Jason Clarke. Kemudian Hayley membawa bassist Jeremy Davis dan rhythm-guitarist Jason Bynum untuk menggantikan mereka, dan pihak label pun setuju. Paramore lalu menandatangani kontrak dengan Fueled by Ramen. Nama Paramore sendiri dikabarkan diambil dari nama ibu dari bassist pertama mereka.
Saat ini mereka beranggotakan 3 orang yaitu vokalis Hayley Williams, Bassist Jeremy Davis, dan gitaris Taylor York. Sejak terbentuk, mereka telah mengeluarkan 3 studio-album (All We Know Is Falling, Riot!, dan Brand New Eyes) dan 1 EP (The Summer Tic EP) serta sebuah live-album (The Final Riot!).

Personil Paramore

Hayley Williams
Nama : Hayley Williams Nichole
Julukan : Hbomb, Hayleyball, Hayles
Tempat Lahir : Meridian, Mississippi, US
Tanggal Lahir : 27 Desember 1988
Tempat Tinggal : Franklin, TN
Minat : Musik, menulis, make-up, rambut, fashion, teater.
Tempat Favorit : Rumah, Waffle House, Los Angeles, Tour Bus.
Band Favorit : Saves The Day, mewithoutYou, Slick Shoes, The Chariot, Now Now Every Childern, No Doubt, Fireworks, Set Your Goals, Tegan dan Sara, New Found Glory, H2O, Lemuria, The Swellers
Film Favorit : Wayne's World, Son Iin Law, Pet Sematary , True Romance
Kata-Kata Favorit : "Let's throw away the hate and rock tonight." - Kid Dynamite, "And the day came when the risk to remain tight in a bud was more painful than the risk it took to blossom." - Anais Nin
Posisi : Vocalist

Jeremy Davis
Nama : Jeremy Davis Clayton
Julukan : Worm, Schzimmy Deanie
Tempat Lahir : North Little Rock, Arkansas
Tanggal Lahir : 8 Februari 1985
Tempat Tinggal : Franklin, TN
Minat : Musik, mengendarai sepeda saya, semua makanan tidak sehat, menembak senapan saya, tergantung dengan semua teman-teman saya, apa pun yang berbahaya.
Tempat Favorit : Rumah dan Grill Ghengis
Band Favorit : Deftones, Death Cab for Cutie, Thrice, Sigur Ros, Paper Route , Mew
Film Favorit : Dumb And Dumber, Shooter, Frequency, Saw 1-ALL OF THEM, Drag Me to hell, The Departed, Saving Private Ryan, Forrest Gump, Life Aquatic, Twister, Anchor Man, Batman
Kata-Kata Favorit : "that's what she said
Posisi : bassist

Taylor York
Nama : Taylor Benjamin York
Julukan : T, Tay
Tempat Lahir : Nashville, Tennessee
Tanggal Lahir : 17 Desember 1989
Minat : Jesus, Keluarga, Teman, Musik, Mengendarai Sepeda, BBQ's, atap, teh dan kopi, Kombinasi warna biru dan hijau, Makan sereal dengan Zac
Lagu favorit : For Me This Is Heaven- Jimmy Eat World, 747- Kent, Hyperballad- Bjork, Le Matin- Yann Tiersen, Street Spirit[Fade Out]- Radiohead, Green Grass Of Tunnel- Mum
Tempat Favorite : Nashville, Montreal, Barcelona, Skandinavia.
Band Favorite : Mum, Radiohead, Failure, Jimmy Eat World, Yann Tiersen, Kent, At The Drive-In, Between The Buired And Me, mewithoutYou, Bjork, Kadawatha, air, Canon Blue, Paper Route
Film Favorit : The Life Aquatic with Zissou Steve, The Royal Tenenbaums, Rushmore, Pan's Labyrinth, Amelie, Romeo and Juliet, Run Lola Run, Goodbye Lenin
Kata-Kata Favorit : "The most important part of vehicle maintenance is clean windows so if you are broken down, you will enjoy the beauty of the view. Also, ensure that electronic devices to play music are properly serviced. The more music you like, the happier you will be." - Dan Eldon
"Keeps'n it real" - Will Barrett
Posisi : Lead Guitar

Itulah tiga Personil Paramore yang sampai sekarang masih tetap bertahan di paramore. Saya sengaja hanya menampilkan biodata personil yang masih tetap di paramore. Tapi jangan sedih, saya juga akan memberitahu pembaca siapa-siapa saja mantan personil paramore atau personil tournya paramore, akan tetapi saya tidak akan menampilkan biodatanya, hanya nama-namanya saja.

Personil Tour
Jon Howard - Rhythm Guitar, Keyboard, Backing Vocal (2010-sekarang)
Justin York - Lead Guitar (2009), Rhythm Guitar (2011-sekarang)
Josh Freese – Drums (2011–sekarang)


Mantan Personil
John Hembree – bass guitar (2005)
Jason Bynum – rhythm guitar, backing vocals (2004–2005)
Hunter Lamb – rhythm guitar (2005–2007)
Josh Farro – lead guitar, backing vocals (2004–2010)
Zac Farro – drums, percussion (2004-2010)

Album Paramore

All We Know Is Falling (2005)
Album pertama mereka berjudul All We Know Is Falling dan dirilis pada Juli 2005. Dari album ini mereka merilis 3 single, yaitu: Pressure, Emergency, dan All We Know. Meskipun begitu, album ini dibuat tanpa kehadiran bassist Jeremy Davis. Hal tersebut dikarenakan tepat sebelum proses rekaman, Jeremy memutuskan untuk keluar dari band. Oleh karena itu, album ini dirilis dengan hanya 4 personil yang dikreditkan. Sebenarnya kepergian Jeremy memberikan dampak yang besar pada Paramore saat itu, dan hal tersebut menginspirasi Hayley untuk menulis lagu All We Know, dimana di dalam lagu tersebut berisi baris "All We Know Is Falling". Di album ini juga terdapat lagu Conspiracy, yang merupakan lagu pertama yang ditulis bersama oleh semua personil. Pada lagu "My Heart" terdapat satu-satunya scream dari Josh Farro sebagai backing vocal.

Selama tour AWKIF, Paramore merekrut John Hembree sebagai bassist untuk tour. Walapun begitu, tidak lama kemudian Jeremy kembali bergabung dengan Paramore sebagai bassist tentunya. Ketika Paramore merilis Emergency sebagai single kedua dari album ini, Jason Bynum sudah tidak lagi berada di Paramore dan digantikan oleh Hunter Lamb. Namun ditengah tour AWKIF, Hunter Lamb juga memutuskan untuk keluar dari band.

Riot! (2007)
Dengan beranggotakan 4 orang, Paramore merilis album kedua mereka yaitu Riot! pada Juni 2007. Dari album ini mereka merilis 4 single: Misery Business, Hallelujah, Crushcrushcrush, dan That's What You Get. Single pertama mereka, Missery Business, menerima kritik positif dan menjadi hits secara instant, membuat nama Paramore semakin melejit.

Selama tour Riot!, mereka merekrut teman lama mereka, Taylor York, sebagai touring rhythm-guitarist. Pada Februari 2008, Paramore membatalkan 6 konser mereka di Eropa untuk menyelesaikan permasalahan internal yang menyelimuti band. Dibawah semua tekanan itu mereka merilis single That's What You Get pada Maret 2008. Namun, setelah sepertinya menyelesaikan permasalahan internal band, pada Mei 2008 Hayley menyatakan bahwa Paramore akan berada pada tour The Final Riot!. Di tour ini, mereka merekam konser-konser mereka untuk membuat sebuah live-album bernama The Final Riot! yang dirilis pada November 2008.

Pada Oktober 2008 Paramore merilis sebuah single berjudul Decode yang diambil dari OST. film Twilight Saga. Mereka berkontribusi membrikan 2 lagu pada OST tersebut yaitu Decode dan I Caught Myself. Pada bulan November, video klip dari Decode memulai pemutaran perdana. Decode dibawah nama film Twilight membawa Paramore semakin terkenal, terutama di kalangan remaja putri penggemar film drama. "Decode" menjadi nominasi di MTV movie awards untuk kategori "Best Soundtrack".

Brand New Eyes (2009)
Pada tahun 2009, Paramore merilis album ketiga mereka yang berjudul "Brand New Eyes" pada tanggal 29 September yang bertepatan pada ulang tahun gitaris mereka, Josh Farro. Pada album ini, Taylor York telah menjadi anggota tetap Paramore, sehingga kali ini mereka merilis album dengan personil 5 orang. Paramore menyatakan bahwa album ini telah mempererat hubungan mereka sebagai band, setelah sebelumnya sempat terjadi keretakan. Untuk itulah mereka memberi nama album ini "Brand New Eyes" yang menggambarkan sudut pandang baru dari setiap personil. Dari album ini mereka merilis 5 single: Ignorance, Brick By Boring Brick, The Only Exception, Careful, dan Playing God.
[sunting] 2010: Kepergian Farro bersaudara

Pada 18 Desember 2010, melalui situs resmi Paramore, mereka menyatakan bahwa kakak-beradik Josh dan Zac Farro resmi keluar dari Paramore[4]. Hayley mengatakan bahwa belakangan ini mereka sudah merasa tidak bahagia di Paramore. Namun dengan jumlah personil 3 orang, Hayley Williams, Jeremy Davis, dan Taylor York menyatakan untuk tetap melanjutkan apa yang telah mereka jalani selama ini. Pada 22 Desember, Josh, melalui sebuah blog kontroversial, menceritakan versinya sendiri tentang alasan dia dan adiknya keluar dari Paramore.

Hayley menyatakan bahwa kepergian Farro bersaudara pasti akan mempengaruhi musik Paramore, tapi mereka akan tetap pada genre asli mereka yaitu Alternative Rock. Dalam tour 2011, mereka merekrut personil tour Justin York (gitar) dan Josh Freese (drum), serta tetap masih dibantu oleh Jon Howard (keyboard).


sumber:
wikipidea.org
http://guitarid.blogspot.com/2011/07/biography-paramore.html
dwiky10.wordpress.com
paramoreindo.blogspot.com

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

          Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school based management”. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. Manajemen berbasis sekolah itu sendiri adalah suatu model pengelolaan sekolah yang memberikan kewenangan dan otonomi lebih luas kepada kepala sekolah bersama guru, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan menerapkan pembelajaran yang kreatif, aktif, menyenangkan dan memperoleh dukungan partisipasi masyarakat secara optimal.
MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi deberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mngalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah.
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang dipandang memiliki tingkat efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan berikut:
1.    Kebijaksaan dan kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta didik, orang tua dan guru.
2.    Bertujuan bagaimana memanfaatkan sumber daya lokal.
3.    Efektif dalam melakukan pembinaan peserta didik seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru dan iklim sekolah.
4.    Adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen sekolah, rancang ulang sekolah, dan perubahan perencaan (Fattah, 2000).
MBS, yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan masyarakat merupakan respons pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi. Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah. Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah.
Dalam pelaksanaanya di Indonesia, perlu ditekankan bahwa kita tidak harus meniru secara persis model-model MBS dari negara lain. Sebaliknya Indonesia akan belajar banyak dari pengalaman-pengalaman pelaksaan MBS di negara lain, kemudian memodifikasi, merumuskan, dan menyusun model dengan mempertimbangkan berbagai kondisi setempat seperti sejarah, geografi, struktur masyarakat, dan pengalaman-pengalaman pribadi di bidang pengelolaan pendidikan yang telah dan sedang berlangsung selama ini.

Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah Terhadap Pembelajaran

Dalam implikasinya, MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat.
MBS lebih menekankan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Melalui MBS diharapkan siswa akan merasakan adanya iklim belajar yang demokratis. Siswa diberi kesempatan untuk berpendapat dan berbeda pandangan, tidak harus selalu menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa adanya kritisi terlebih dahulu. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam ruangan kelas, tetapi bisa juga dilakukan di luar ruangan kelas. Guru harus bisa menciptakan lingkungan yang mendorong siswa untuk lebih kreatif, karena dalam memecahkan masalah anak akan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menuntut anak untuk mandiri dalam memecahkan masalah tersebut. Belajar kreatif tidak hanya menyangkut perkembangan kognitif saja, melainkan juga menyangkut perkembangan perkembangan afektif dan psikomotor. Tugas guru hanya sebagai fasilitator untuk membantu anak memaksimalkan kemampuan yang dimiliki, dan menuntun anak agar anak kreatif. Karenanya, dalam pembelajarannya harus menciptakan suasana yang mendukung partisipasi penuh dari siswa, sehingga siswa memperoleh pengalaman dan melakukan eksperimen yang mampu menemukan konsep-konsep yang dipelajari.
Implementasi MBS mengharuskan pemberian keleluasaan yang penuh pada guru untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menimbulkan rasa ingin tahu bagi anak, dan anak betah tinggal di sekolah. Kondisi saat anak berteriak kegirangan ketika jam istirahat atau jam pulang sekolah merupakan indikasi bahwa pembelajaran di sekolah belum dirancang dalam suasana yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan akan merangsang anak untuk berpikir kritis, analisis dan mendorong orang tua serta masyarakat untuk lebih jauh memikirkan pendidikan bagi anak-anaknya. Pembelajaran yang menyenangkan juga memungkinkan anak jauh dari hukuman, sebab hukuman hanya akan membuat anak malu dan merasa dendam. MBS dengan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan akan membantu anak memahami diri pribadinya. Dimana ia duduk, dia memahami perbedaan diantara persamaan dan persamaan diantara perbedaan.


Daftar Pustaka :
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

A.      Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut:
1.    Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional.
2.    Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:
1.    KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
2.    Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas pendidikan kabupaten/kota, dan departemen agama yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
3.    Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar, di amping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan kualitas, efesiensi, dan pemerataan pendidikan.
KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada kepala sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum.
Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan pendidikan.

B.  Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:
1.    Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2.    Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3.    Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
C.  Karakteristik KTSP
Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai berikut:
1.    Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan pendidikan juga diberikan kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber dana sesuai dengan prioritas kebutuhan. Melalui otonomi yang luas, sekolah dapat meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dengan menawarkan partisipasi aktif mereka dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab bersama dalam pelaksanaan keputusan yang diambil secara proporsional dan profesional.
2.    Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi.
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk membantu sekolah sebagai narasumber pada berbagai kegiatan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.    Kepemimpinan yang demokratis dan profesional.
Dalam KTSP, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Kepala sekolah adalah manager pendidikan profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah pendidik profesional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik.
4.    Tim kerja yang kompak dan transparan.
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuai dengan posisinya masing-masing untuk mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh semua pihak. Mereka tidak salign menunjukkan kuasa atau paling berjasa, tetapi masing-masing berkontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan.




Daftar Pustaka : 
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sabtu, 10 Maret 2012

Tembang Sunda Cianjuran dan Para Penerus Generasi Bangsa

Judul Resensi : Tembang Sunda Cianjuran dan Para Penerus Generasi Bangsa
Judul Buku : Gaya Petikan Kacapi Tembang (Seputar Biografi Seniman Tembang Sunda)
Penulis : Julia, M.Pd.
Tahun : 2011
Penerbit : CV. Bintang WarliArtika
Jumlah Halaman : 316 halaman

Dalam buku ini, penulis lebih mengkaji tentang persoalan sosial seniman tembang Sunda Cianjuran, persoalan musikal dalam pertunjukan tembang Sunda Cianjuran, dan persoalan perkembangan pirigan dalam tembang Sunda Cianjuran. Sedangkan, pada masa ini, tembang Sunda Cianjuran sudah jarang diminati oleh masyarakat, terutama para pemuda. Bahkan mereka sudah tidak peduli terhadap tembang Sunda Cianjuran.
Buku yang memiliki visi dan misi untuk mengenalkan seni tembang Sunda Cianjuran dan gaya petikan kacapi tembang kepada masyarakat luas, terutama para generasi muda penerus bangsa ini berisi tentang gaya tembang Sunda Cianjuran yang diiringi oleh alat musik khas tembang Cianjuran, dalam buku ini juga berisi tentang biografi seniman tembang Sunda Cianjuran, yaitu Gan Gan Garmana dan Ruk Ruk Rukmana, dan perbedaan-perbedaannya dalam cara pandang terhadap seni tembang Sunda Cianjuran.
Dalam penyajiannya, penulis sudah menyajikan persoalannya secara berimbang, dengan pengorganisasian tiap bab-bab yang sangat teratur, dan juga penulis selalu mengajukan penyelesaian dalam setiap permasalahan yang ada, tidak hanya menanpilkan permasalahannya saja. Gaya penulisan penulis juga sudah sangat bagus. Penulis tidak menggurui, tetapi lebih membuka wawasan para pembacanya.
Buku ini dipersembahkan untuk Gan Gan Garmana dan Ruk Ruk Rukmana sebagai guru yang menjadi contoh dan panutan dalam seni tembang sunda. Buku ini juga ditujukan untuk masyarakat khususnya para generasi muda, supaya para masyarakat bisa lebih mengenal tembang sunda.
Penulis memberikan gagasan dalam buku ini untuk mengajak generasi muda sunda untuk melestarikan budaya seni sunda yang sekarang ini jarang diminati, khususnya tembang sunda Cianjuran.
Namun, masih banyak kekurangan mengenai keseluruhan buku, seperti cetakan buku yang seperti hasil fotocopy, cover yang mudah rusak dan sobek, dan isi buku yang tidak berwarna, sehingga agak kurang menarik perhatian pembaca untuk membacanya. Seharusnya penulis menyajikan buku yang dalamnya tidak hanya warna hitam dan putih, apalagi untuk foto tokoh, agar lebih menarik minat pembaca dan tidak telihat seperti hasil fotocopy. Dan juga untuk cover, sebaiknya memakai cover seperti novel-novel atau buku-buku yang lainnya yang tertutup oleh plastik, sehingga agak halus, dan tidak mudah kusut dan rusak.
Tetapi sudah cukup baik untuk keseluruhannya.

Identitas Pasukan Pramuka

NAMA ANGGOTA MUDA
Anggota muda di tingkatan ini disebut "Pramuka" karena pada tahun 1907, kepramukaan berawal dengan anggota muda pada golongan usia ini, yang dikenal dengan sebutan "Pramuka (Scout)" bahkan sebelum kepramukaan menggunakannya secara resmi.


NAMA PASUKAN
Nama pasukan seringkali dikaitkan dengan kiasan dasar penjelajahan, ekspedisi dan penemuan, bidang, lembaga gugus depan pramuka dimana pasukan itu berada. Jika ada satu satuan, namanya bisa saja menggunakan nama gugus depan. Nama tersebut bisa juga mengacu pada tokoh sejarah yang hebat atau tempat atau kejadian yang luar biasa.


SERAGAM
Pramuka memakai seragam yang menunjukkan mereka bagian komunitas itu. Seragam pramuka terus disederhanakan. Seragam yang ada sekarang ini dirancang oleh organisasi yang memungkinkan kita melakukan kegiatan dengan nyaman. Seragam itu juga menghindarkan pakaian menjadi sumber perbedaan antar anggota muda. Beberapa pasukan mengenakan kaus sederhana dengan tanda untuk sebagian besar kegiatan informal mereka. Beberapa lambang lain bisa juga ditempatkan di seragam kita, seperti fleur-de-lys (bunga lili), syal atau dasi dan tanda gugus depan, tanda pelantikan dan tanda kecakapan dan lain-lain.

FLEUR-DE-LYS (BUNGA LILI)
Ini adalah simbol pramuka dunia dan berasal dari peta kuno dimana ia tertera di dalam ujung kompas menunjuk ke Utara. Menurut Baden-Powell, mencerminkan "jejak baik yang harus diikuti oleh semua Pramuka".


SETANGAN LEHER
Setangan leher ini adalah sepotong kain berbentuk segitiga yang dilipat di sekeliling leher, diikat dengan cincin atau woggle yang terbuat dari bahan apa saja. Warnanya sesuai dengan gugus depan pramuka tempat satuan berada dan berfungsi untuk mengidentifikasi pramuka di seluruh dunia.


TANDA GERAKAN PRAMUKA
Tanda pelantikan dipakai oleh semua pramuka yang telah mengucapkan Satya mereka, dengan kata lain mereka yang telah membuat komitmen untuk hidup sesuai dengan Darma pramuka.

Tanda Kecakapan Umum menunjukkan tahapan yang sedang diikuti oleh orang muda untuk tujuan pribadinya. Lencana menandakan pengetahuan dan keterampilan khusus yang telah didapat oleh remaja putra dan putri di pasukannya.
Tanda ikut serta kegiatan/Tiska dikenakan hanya sementara di seragam, hanya selama berlangsungnya kegiatan tersebut.

SALAM
Bila bertemu, anggota pramuka saling memberi salam dengan tangan kanan, diangkat dengan lima jari seperti pada saat memberi hormat. Pramuka juga biasanya juga bersalaman dengan tangan kiri. Banyak legenda mengenai asal muasal kebiasaan ini. Legenda yang paling meyakinkan adalah yang berasal dari suku Ashanti.


WARNA
Tanda pertama yang dibuat oleh Baden-Powell disulam dalam warna kuning di atas dasar hijau, dan dua warna tersebut dikenal sebagai warna kepramukaan. Gerakan pramuka menggunakan tanda warna sesuai dengan golongannya.


Sumber : Buku Pegangan untuk Pembina Penggalang, Penerbit : Pustaka Tunasmedia

Baris Berbaris dan Parade Bukan Kegiatan Pramuka?

Pada tahun 1935, pendiri pramuka secara jelas memperingatkan pembina tentang kegiatan baris-berbaris dan parade. Teks di bawah ini mencerminkan rekomendasi Baden-Powell tentang program kegiatan yang difokuskan pada aspirasi anggota muda dan pendidikan mereka.

"Saya sering diminta Pembina Dewasa -bukan oleh anggota muda- untuk memasukkan lebih banyak latihan baris-berbaris dalam program Pramuka; tetapi walaupun setelah memperoleh pengalaman militer selama 34 tahun, saya mengakui nilai disiplin dari kegiatan baris-berbaris, saya juga sangat memahami kelemahannya. Singkatnya seperti ini :


Latihan baris-berbaris hanya membuat Pembina yang malas dan tidak imajinatif menyuruh para anggota muda tetap sibuk, tanpa memandang apakah kegiatan ini membuat mereka tertarik atau memang benar-benar bermanfaat bagi mereka. Latihan ini hanya menyelamatkan Pembina dari masalah.


Latihan baris-berbaris merupakan masalah instruksi, yang "ditekankan" kepada anggota muda, namun bukan merupakan pendidikan yang dapat mereka pelajari sendiri.


Latihan cenderung menghapus individualitas, sedangkan dalam pramuka, kita ingin mengembangkan kepribadian masing-masing. Setelah latihan baris-berbaris dipelajari, kegiatan ini menjadi kegiatan yang membosankan bagi anggota muda yang ingin melakukan sesuatu yang lebih menarik; latihan ini hanya membuat antusiasme mereka menjadi tumpul."


(Dikutip dari Note for Instructors, yang dilampirkan dalam buku Scouting for boys edisi Inggris ke-17, 1935)


Tetapi semuanya dikembalikan lagi kepada para Pembina. Pembina dituntut kreatif dalam setiap latihan. Tidak hanya dalam latihan baris-berbaris saja. Akan tetapi dalam kenyataannya latihan baris-berbaris memang sangat membosankan. Pembina harus lebih pentar mengemas latihan tersebut. Bisa dikombinasikan dengan permainan atau lagu-lagu agar para anggota muda tidak merasa bosan dengan latihan tersebut.

Semangat untuk para Pembina Pramuka di dunia. Salam Pramuka!


Sumber : Buku Pegangan untuk Pembina Penggalang. Penerbit Pustaka Tunasmedia.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : V/2
Pertemuan                   : 2
Alokasi Waktu            : 2 x 35 Menit

A.    Standar Kompetensi
Membaca
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak
B.     Kompetensi Dasar
7.3  Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
C.     Indikator
1.    Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat

D.    Tujuan Pembelajaran
1.    Siswa dapat menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat

E.     Materi Pembelajaran
Cerita anak

F.      Metode Pembelajaran
1.    Ceramah
2.    Tanya jawab
3.    Penugasan

G.    Kegiatan Belajar Mengajar
1.    Kegiatan awal
·      Guru mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif.
·      berdoa bersama.
·      Guru mengecek kehadiran siswa.
·      Guru melakukan apersepsi
2.    Kegiatan inti
·      Guru membagikan teks cerita
·      Guru menyuruh siswa untuk membaca cerita tersebut
·      Guru menyuruh siswa untuk menyimpulkan cerita yang dibacanya ke dalam beberapa kalimat
·      Guru membagi siswa ke dalam enam kelompok, tiap kelompok berjumlah lima orang
·      Guru menjelaskan peraturan permainan, yaitu Kartu-kartu ditempelkan di dinding, dan para siswa diminta menyusun kartu-kartu tersebut menjadi satu jalinan cerita yang utuh dan bermakna.
·      Guru menyuruh tiap perwakilan kelompok untuk membacakan cerita yang telah dirangkai di depan kelas
3.    Kegiatan akhir
·      Guru dan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
·      Guru menutup pelajaran dan menyuruh anak berdoa.

H.    Evaluasi
Jenis Tes: Tes Tertulis
Instrumen Tes:
Bacalah cerita di bawah ini!


Pensil Ajaib

Ada seorang anak laki-laki bernama Ali. Ia gemar melukis. Setiap hari, Ali melukis. Ali hanya menggunakan ranting dan batu saat melakukan kegemarannya.
Sebenarnya, Ali tidak suka melukis dengan ranting dan batu. Akan tetapi, ia tidak mampu membeli pensil gambar. Ia hanya seorang anak yang miskin.
Suatu hari, Ali berkhayal, “Jika aku mempunyai pensil gambar, aku akan melukis apa saja untuk orang-orang miskin di desaku”. Tiba-tiba tak lama kemudian, munculah laki-laki tua di hadapannya. Laki-laki itu berkata, “Hai anakku, keinginanmu akan terkabul. Aku mempunyai sebuah pensil gambar untukmu. Akan tetapi, aku mohon dengan sangat gunakanlah pensil gambar ini untuk hal-hal yang berguna bagi orang-orang miskin saja!”. Lalu, laki-laki tua itu pun menghilang.
Ali tentu saja sangat gembira. Ia mulai melukis. Ia melukis sebuah kompor. Seketika itu juga, lukisan kompor berubah menjadi kompor sebenarnya.
“Ooo....! rupanya, ini pensil gambar ajaib!” kata Ali kegirangan. Sejak kejadian itu, ali mulai berkeliling kampung. Ia melukis untuk kepentingan orang-orang miskin. Setiap selesai melukis, lukisan Ali selalu berubah menjadi kenyataan.
Tak lama kemudian, terdengarlah oleh Raja tentang pensil gambar ajaib itu. Raja memanggil Ali ke istana. Ali pun datang ke istana. Raja berkata, “Hai anak kecil! Tolong lukiskan untukku sebatang pohon yang daunnya terbuat dari koin mas!” lalu Ali menjawab, “Tidak bisa baginda! Sebenarnya, baginda kan tidak membutuhkan itu!”
Raja marah ketika mendengan jawaban Ali. Raja menyuruh pengawalnya menangkap Ali. Ali pun ditangkap dan dipenjara. Akan tetapi, karena Ali anak yang cerdik, di dalam penjara ia segera melukis kunci pintu penjara. Setelah selesai melukis, lukisan kunci pintu penjara itu berubah menjadi kunci pintu sebenarnya. Akhirnya, Ali dapat membuka pintu penjara. Ia pun keluar dari sana.

1.      Buatlah kesimpulan dari cerita di atas!
Nomor soal
Skor
Deskriptor
1
7
Apabila menyimpulkan seluruh paragraf dengan tepat
6
Apabila hanya menyimpulkan 6 paragraf dengan tepat
5
Apabila hanya menyimpulkan 5 paragraf dengan tepat
4
Apabila hanya menyimpulkan 4 paragraf dengan tepat
3
Apabila hanya menyimpulkan 3 paragraf dengan tepat
2
Apabila hanya menyimpulkan 2 paragraf dengan tepat
1
Apabila hanya menyimpulkan 1 paragraf dengan tepat
0
Apabila tidak ada satu pun paragraf yang bemar

Nilai = Skor PerolehanSkor Ideal  x 100 = .....................